Pertanyaan:

Apa dan bagaimana fitnah Dajjal itu?

 

 

Jawaban:

Termasuk kebijaksanaan Allah ‘Azza wa Jalla adalah bahwa Dia memberikan kepadanya tanda-tanda dan bukti kehebatannya yang sebenarnya merupakan fitnah yang besar. Dajjal akan mendatangi suatu kaum lalu menyeru mereka, dan mereka pun akhirnya mengikutinya. Mereka mau mengikuti Dajjal, sehingga tanah merekapun menjadi subur dan tumbuh berbagai macam tanaman, ternaknya gemuk-gemuk, susunya melimpah, dan mereka benar-benar hidup dalam kemakmuran.

Dajjal juga mendatangi suatu kaum dan menyeru mereka, namun mereka tidak mau mengikutinya. Akibatnya, mereka menjadi melarat, tidak memiliki apa-apa. Ini merupakan fitnah dan ujian yang amat berat, apalagi bagi kaum Badui atau orang-orang awam.

Dia pun melewati suatu reruntuhan bangunan, lalu ia berkata, “Keluarkan perbendaharaanmu!” Maka, keluarlah segala perbendaharaan dan simpanan yang ada di dalam reruntuhan itu, seperti keluarnya gerombolan lemah berupa emas dan perak serta perhiasan lainnya tanpa alat dan tanpa bebatuan apa pun.

Ini sebagai fitnah dan ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah Dajjal dan mu’amalahnya dengan penduduk dunia bagi yang ingin bersenang-senang dengan dunia atau celaka di dalamnya.

Fitnahnya yang lain adalah Allah menjadikan jannah (surga) dan naar (neraka) ada di tangannya, menurut penglihatan mata kepala manusia. Akan tetapi jannahnya adalah naar, dan naarnya adalah jannah.

Barangsiapa yang menurutinya, maka ia akan masuk ke dalam jannahnya, menurut penglihatan manusia, namun sebenarnya jannahnya itu adalah naar yang membakar, na’udzu billah.

Barangsiapa yang mendurhakainya akan dimasukkan ke dalam naar, menurut penglihatan manusia, yang sebenarnya adalah jannah yang menyenangkan.

Oleh karena itulah, kita semua membutuhkan keteguhan dari Allah, karena jika seseorang itu tidak diteguhkan oleh Allah, pasti dia akan sesat. Kita semua perlu mendapatkan keteguhan dari Allah agar kuat dalam berpegang terhadap agama.

Fitnahnya lagi, ada seorang pemuda yang menemuinya dan mengatkan, “Engkau adalah Dajjal yang telah diceritakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kami!”

Dajjal menyeru pemuda itu, namun ia enggan mengikutinya sehingga ia dipukul dan dilukai, dan selanjutnya dibunuh dan dipotong menjadi dua. Lalu, Dajjal lewat di antara dua potongan itu untuk membuktikan bahwa si pemuda itu benar-benar telah dipotong menjadi dua.

Kemudian, Dajjal menyerunya lagi dan ia pun bangkit dengan muka berseri-seri, seraya berkata, “Engkau adalah Dajjal yang diceritakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kami!”

Maka, Dajjal pun hendak membunuhnya namun ia tidak mampu lagi, dan ia tidak akan mampu menguasai seorang pun setelah pemuda tadi. Ini termasuk manusia yang persaksiannya paling agung di sisi Allah, karena dalam kondisi seperti itu kita tidak mampu membayangkan.

Hanya orang yang langsung menghadapi ketakutan seperti itulah yang bisa membayangkannya. Dalam keadaan seperti itu, pemuda tersebut berani berterus terang bahwa sosok di hadapannya adalah Dajjal yang disebut-sebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini berarti, ia menyuruh orang lain untuk berhati-hati dan memperingatkan akan fitnah Dajjal itu.

Demikianlah Dajjal dan seruannya.

Sumber: Soal-Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Pustaka at-Tibyan, 2002.

(Dengan beberapa pengubahan tata bahasa dan aksara oleh redaksi KonsultasiSyariah.com)



Referensi: https://konsultasisyariah.com/2233-fitnah-dajjal.html